Tuesday, March 19, 2024
Siswa Kelas IV SD Negeri Ketawangrejo Membuat Gatungan Kunci
Tuesday, March 5, 2024
ASTS II Hari Kedua SD Negeri Ketawangrejo Kelas 4 Tahun Pelajaran 2023/2024
Thursday, February 15, 2024
Menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah komunitas.
Menelaah konsep dasar tentang sekolah
sebagai ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset,
Sejarah Singkat Pendekatan Asset-Based
Community Development, dan aset-aset dalam sebuah komunitas.
1. Apabila kita menganggap sebuah sekolah
adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya,
maka faktor-faktor apa saja yang
termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
Faktor biotik: Kepala
Sekolah, Guru, Murid, dan seluruh Tenaga Kependidikan di sekolah. Faktor
abiotik adalah sarana prasarana sekolah, Kurikulum sekolah, Pembiayaan Sekolah.
2. Bagaimanakah seharusnya seorang kepala
sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?
Kepala sekolah harus
mempunyai kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, Kompetensi
Kewirausahaan, Kompetensi Supervisi dan Kompetensi Sosial. Dengan penguasaan
pada lima kompetensi tersebut maka seorang Kepala sekolah akan mampu mengelola
ekosistem sekolahnya dengan baik.
3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki
oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
Kepala sekolah harus
mempunyai kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, Kompetensi
Kewirausahaan, Kompetensi Supervisi dan Kompetensi Sosial.
4. Apa yang harus dilakukan oleh seorang
kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
Pemimpin yang ideal
adalah pemimpin yang bisa menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah, memenuhi
kebutuhan peserta didik untuk mendukung pembelajaran, terbuka terhadap kritik,
saran dan perubahan, mempunyai kemampuan manajerial yang baik dan menjadi pengayom
bagi seluruh warga sekolah. Dengan demikian maka kepala sekolah akan mampu
mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien.
5. Seberapa besar dampak sumber daya
(fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid
saat ini? Jelaskan!
Dampak fasilitas yang
dimiliki sekolah adalah untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang berpihak
pada murid agar efektif dan efisien. Dengan sarana prasarana yang lengkap, guru
bisa menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bisa meningkatkan daya tarik
pada murid untuk mengikuti pembelajaran, murid menjadi bersemangat dan tidak
merasa bosan karena kegiatan pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dengan
tersedianya media pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan
murid.
6. Sejauh mana sumber daya sekolah yang
kita miliki sudah kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas
pembelajaran di sekolah? Jelaskan!
Sumber daya sekolah
dapat membantu guru menciptakan media-media pembelajaran yang menarik dan
beraneka ragam untuk memfasilitasi berbagai preferensi gaya belajar murid,
minat dan kebutuhan belajar murid.
7.
Adakah cara alternatif yang bisa kita
lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan
kualitas pembelajaran murid?
Cara alternatif untuk
memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas
pembelajaran murid adalah dengan melibatkan peserta didik untuk membuat media
pembelajaran menggunakan sumber daya yang ada di sekolah.
8.
Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang
ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
Sekolah sudah memanfaatkan apa yang
ada di lingkungan sekitar, misalnya pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk
membaca peserta didik. Shalat berjamaah di mushola secara bergantian. Memanfaatkan
sarana dan prasarana olahraga. Lingkungan sekitar juga bisa dimanfaatkan untuk
pembelajaran dimana murid bisa mendeskripsikan lingkungan sekolah.
Wednesday, February 14, 2024
3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
Perkenalkan nama saya Rinarustin Widiastuti, S.Pd. Saya adalah Calon Guru Penggerak angkatan 9 dari kabupaten Purworejo. Pada kesempatan ini saya membuat artikel koneksi antarmateri tentang modul 3.1 yaitu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka
apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari
kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda
pelajari saat ini?
Menurut
saya, kaitan kutipan di atas dengan proses pembelajaran yang sedang saya
pelajari yaitu Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengedepankan etika
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber dari nilai-nilai
kebajikan universal. Selain itu, keputusan yang kita ambil haruslah berpihak
pada murid dan harus bertanggung jawab.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Penggunaan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan
kondisi yang dihadapi. Namun demikian, apapun prinsip yang digunakan harus
bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan
memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai
pemimpin pembelajaran ketika mengambil keputusan harus sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, bersumber pada nilai kebajikan
universal dan bertanggung jawab. Dengan demikian secara tidak langsung kita
telah memberikan contoh dan teladan kepada murid bagaimana mengambil keputusan
yang bijak dan bertanggung jawab.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia
menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Sebagai seorang pendidik dengan ketrampilan yang mereka miliki akan menuntun segala tingkah laku anak didik mereka sesuai norma-norma yang berlaku untuk mewujudkan karakter anak didik yang baik. Karakter generasi masa yang akan datang merupakan hasil atau cerminan dari karya guru yang saat ini.
Rangkuman
Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)
1. Bagaimana
filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki
makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan
keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin
dalam mengambil keputusan seharusnya:
a) memberikan
teladan dan contoh keputusan yang bijak, menjadi teladan yang patut ditiru (Ing
Ngarso Sung Tulodo).
b) mampu
memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain
memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madyo Mangun Karso).
c) mampu
mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualitas agar selalu menjadi
lebih baik (Tut Wuri Handayani).
2. Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Salah satu nilai kebajikan universal yang menjadi
barometer dari nilai-nilai kebajikan yang lain yaitu tanggung jawab. Sebuah
keputusan yang diambil harus dapat dipertangungjawabkan. Melalui sikap tanggung
jawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil akan mencerminkan
bagaimana prinsip dari kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan,
sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem
pendidikan.
3. Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah
dibahas pada sebelumnya.
Pengambilan keputusan berbasis coaching
merupakan pendekatan yang baik dalam penyelesaian sebuah kasus sehingga
menghasilkan sebuah keputusan. Alur TIRTA yang dilakukan oleh coach
ketika melakukan coaching digunakan dalam menghasilkan sebuah keputusan.
Pengujian keputusan yang telah diambil dalam coaching dilakukan
menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
4. Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Guru haruslah bersifat terbuka, toleran dan responsif
terhadap kebutuhan murid. Seorang guru dapat membantu peserta didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengelola emosi untuk
membangun hubungan yang sehat dan menetapkan tujuan yang baik dalam mengambil
segala keputusan sehingga akan dapat terhindar dari masalah dilema etika.
Sebagimana kita ketahui lima unsur Kompetensi Sosial Emosional (KSE) Guru
Penggerak dapat diterapkan pada proses pembelajaran yaitu kesadaran diri,
pengelolaan diri (manajemen diri), kesadaran sosial, kemudian keterampilan
berelasi serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Namun yang lebih
penting dan sebagai prinsip mendasar adalah guru sendiri juga harus memiliki
kesadaran diri yang baik dan mampu mengendalikan emosi diri. Seorang guru harus
menyadari bahwa dirinya dalam melakukan pekerjaan harus bersungguh-sungguh dan professional
sehingga dapat menghasilkan keputusan yang baik dalam mengambil keputusan dilema
etika.
5. Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah
moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai soerang pendidik yaitu
kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, tolerasi, tanggung jawab dan
penghargaan akan hidup. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka
sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim
pendidikan yang baik di sekolah.
6. Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan
berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat
pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai
kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat
keputusan yang diambil sudah tepat akan tercipta lingkungan yang positif.
kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan
mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.
7. Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan di lingkungan yang saya hadapi dalam
pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika adalah
perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun
dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah
pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan
yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
8. Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan seorang guru dalam pembelajaran
tentunya akan mempengaruhi kemerdekaan anak dalam belajar. Potensi yang
berbeda-beda pada murid-murid kita juga perlu dicarikan sebuah solusi. Guru
perlu membuat keputusan dalam melakukan proses pembelajaran agar semua anak
dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya meskipun dengan
cara yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran dapat menggunakan proses
pembelajaran berdiferensiasi.
9. Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan proses pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan murid dalam
mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya. Bakat yang mampu dikembangkan
dengan baik ini akan dibawa dalam masa depan mereka. Seorang guru diibaratkan
petani yang sedang menabur benih. Layaknya seorang petani, guru bertanggung jawab
dalam proses bersemainya benih-benih yang ia tabur.
10. Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
"Berdasarkan keterkaitan dengan modul-modul
sebelumnya bahwa pengambilan keputusan harus berpegang pada 4 paradigma, 3
prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan yang
diambil harus memuat unsur nilai-nilai kebajikan, universal, tanggung jawab dan
berpihak pada murid. Pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan
pemikiran filosofi pemikiran ki Hajar Dewantara, berlandaskan nilai dan peran
sebagai guru penggerak, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi yang
memuat sosial dan emosional serta mempunyai keterampilan coaching yang
baik dalam menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan.
11. Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan bahwa
ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan
pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan
langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil
tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
12. Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dilemma etika
yaitu hanya mengandalkan keputusan hasil akhir yang sekiranya tidak merugikan
banyak pihak. Bedanya setelah saya mempelajari modul ini ternyata sebuah kasus
dilema etika perlu diselesaikan dengan langkah-langkah pengambilan dan
pengujian keputusan agar dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Selain itu,
pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai
tupoksinya masing-masing.
13. Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Daalam pengambilan keputusan telah memberikan
pencerahan yang sangat besar terhadap cara berpikir dan cara pandang saya
terhadap satu permasalahan. Namun ternyata setelah saya mempelajari modul ini, merubah
cara pandang saya dan memiliki paradigma baru dalam pengambilan keputusan.
Bahwa kita sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu dan dapat membuat
keputusan yang berpihak pada murid.
14. Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari modul 3.1 sangat penting karena sebagai
seorang individu tentu kita akan dihadapkan pada sebuah permasalahan yang
terkait dilema etika. Sebagai seorang pemimpin, mempelajari modul ini sangat
membantu ketika pengambilan keputusan berdasarkan beberapa pertimbangan
sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan tidak salah
langkah. Melalui modul ini diharapakan dapat mengambil keputusan dengan 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah yang telah dipelajari.
Terima Kasih
Monday, January 1, 2024
Siswa Kelas IV SD Negeri Ketawangrejo Membuat Gatungan Kunci
Siswa Kelas IV SD Negeri Ketawangrejo Membuat Gatungan Kunci (19-3-2024) Mereka membuat gantungan kunci dari tali kor dan ring. SEMANGAT ...
-
Soal dan Pembahasan Teori Belajar Humanistik 1. Dibawah ini adalah pandangan Kolb tentang tahapan belajar, kecuali . . . A. Tah...
-
Soal Bahasa Jawa Kelas 4 Laire Gathutkaca Raden Werkudara nduweni panguwasa ana ing Jodhipati. Putrane Raden Werkudara si...
-
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN Perkenalkan nama saya Rinarustin Widiastuti, S.Pd. Saya adalah Cal...